Analisis Permintaan Sayur-Sayuran Dalam Pemenuhan Sendiri di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

AbstractStudi ini berusaha untuk memberikan gambaran tentang potensi keuntungan dari pemenuhan sendiri akan kebutuhan sayur-sayuran di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung. Mula-mula dilakukan estimasi terhadap fungsi permintaan sayur-sayuran yang dilakukan secara sistem dengan kelompok barang konsumsi makanan dan non-makanan. Kemudian dilakukan penghitungan elastisitas permintaan, baik terhadap harga sendiri, harga barang-barang lain, dan pendapatan. Angka elastisitas ini lalu digunakan dalam simulasi dimana diasumsikan bahwa kebutuhan sayur-sayuran dapat dipenuhi oleh produsen setempat sehingga konsumen dapat membeli dengan harga yang jauh lebih murah. Dengan harga sayur-sayuran yang lebih murah dihitunglah dampak positifnya bagi konsumen yaitu berupa peningkatan konsumsi sayur-sayuran dan barang-barang komplementernya. Demikian pula dihitung dampak positif bagi produsen yang mendapatkan tambahan penerimaan karena konsumsi sayur-sayuran yang meningkat dan diproduksi sendiri. Lalu dihitung pula tambahan pendapatan bagi Pemerintah Daerah akibat adanya peningkatan konsumsi oleh masyarakat.  Dalam penelitian ini digunakan model Almost Ideal Demand System (AIDS). Dan dalam penerapannya digunakan dalam bentuk aproksimasi linier (LA) dari model AIDS atau model LA/AIDS yang merupakan analisis permintaan secara sistem. Data yang digunakan dalam studi ini berasal dari SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi Nasional) tahun 2005 dan PODES (Potensi Desa) tahun 2006 untuk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Berbagai perlakuan harus diambil untuk dapat menerapkan data SUSENAS dan PODES menggunakan model LA/AIDS. Pertama-tama, dilakukan pengelompokan komoditas ke dalam lima kelompok yaitu komoditas padi-padian dan umbi-umbian, komoditas ikan-ikanan dan daging-dagingan, komoditas sayur-sayuran, komoditas buah-buahan, dan komoditas pangan lainnya. Lalu dilakukan instrumenting dari variabel harga dengan memanfaatkan variabel unit value yang diperoleh dari data SUSENAS untuk mengatasi simultaenity bias, sekaligus menghilangkan quality effects dan quantity premiums yang mengkontaminasi variabel unit value tersebut. Akhirnya dilakukan Heckman’s two step estimation untuk mengatasi selectivity bias dengan pertama-tama mengestimasi persamaan Probit dari kemungkinan mengkonsumsi kelima kelompok komoditas, kemudian sistem persamaan LA/AIDS dari kelima kelompok komoditas diestimasi dengan memanfaatkan informasi dari estimasi persamaan Probit tadi.

Hasil estimasi menunjukkan bahwa elastisitas harga sendiri dari komoditas sayuran  cukup signifikan besarnya, yaitu -0,8. Sedangkan elastisitas silang dari harga sayur-sayuran adalah 0,02 untuk padi-padian dan umbi-umbian, -0,07 untuk ikan dan daging, 0,12 untuk buah-buahan, dan -0,02 untuk makanan lainnya. Angka elastisitas ini lalu dimanfaatkan untuk menghitung dampak dari turunnya harga sayur-sayuran sebesar 10% karena diproduksi secara lokal. Hasil simulasi menyatakan bahwa konsumsi masyarakat untuk kelima kelompok makanan meningkat secara nyata. Pengusaha mendapatkan tambahan revenue sebesar lebih dari 5 milyar rupiah per bulan. Pemerintah Daerah mendapatkan tambahan penghasilan dari retribusi sebesar hampir 30 juta rupiah per bulan.

Penulis: 
Agung Dwi Chandra,ST,MSE